Tingkat Turnover Tinggi Adalah Jurnal 2023

Perhitungan Tingkat Turnover Bulanan

Berbeda dengan perhitungan tahunan, perhitungan bulanan adalah perhitungan perbandingan biasa. Perbandingan antara jumlah karyawan keluar dengan jumlah karyawan pada periode perhitungan. Rumusnya sebagai berikut:

Misalnya, Anda memiliki karyawan keluar sebanyak 5 orang dan jumlah rata-rata karyawan Anda sebanyak 100 orang pada periode perhitungan turnover. Sehingga tingkat turnover karyawan Anda pada periode itu sebesar 5%.

Turnover rate yang tinggi memang bisa membahayakan. Oleh karena itu, perlu peran dari semua orang termasuk perusahaan itu sendiri untuk membangun lingkungan dan budaya kerja yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan karyawan.

Sempat disinggung bahwa salah satu cara mencegah adanya turnover karyawan yang tinggi adalah menggunakan teknologi untuk melakukan engagement pada karyawan. Salah satunya adalah menggunakan aplikasi HRD.

Mekari Talenta sebagai software HR dan sistem HRD berbasis cloud terbaik yang telah dipercaya oleh banyak perusahaan di Indonesia mampu memenuhi tiap kebutuhan perusahaan dalam mengelola karyawan termasuk mengelola cuti secara praktis dan otomatis dengan aplikasi cuti online dan membuat jadwal kerja secara otomatis dalam fitur aplikasi pembuat jadwal shift.

Misalnya perhitungan payroll dengan berbagai elemen gaji, absensi online, rekapitulasi data karyawan dan juga hal-hal administrasi lainnya. Cari tahu selengkapnya software HRD dan software absensi karyawan online melalui website Mekari Talenta dan dapatkan demo gratis selama 2 bulan! Jangan lupa juga untuk coba aplikasi attendance management download di Mekari Talenta  di bawah ini.

Tingkat turnover karyawan, atau yang dikenal sebagai employee turnover rate, merupakan salah satu metrik penting dalam dunia SDM. Metrik ini mengukur seberapa sering karyawan meninggalkan perusahaan dan digantikan oleh karyawan baru. Pada dasarnya, tingkat turnover menunjukkan stabilitas tenaga kerja dalam suatu organisasi.

Pelatihan meningkatkan skill : Supervisi efektif pada Tim penjualan bagi manajer penjualan

Mengapa Memahami Tingkat Turnover Penting?

Memahami tingkat turnover sangat penting karena memberikan wawasan tentang stabilitas dan kesehatan organisasi. Tingkat turnover yang tinggi dapat menunjukkan adanya masalah dalam manajemen, budaya kerja, atau kepuasan karyawan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas dan keuntungan perusahaan. Di sisi lain, tingkat turnover yang rendah biasanya mencerminkan lingkungan kerja yang positif dan karyawan yang terlibat dan puas dengan pekerjaan mereka. Dengan menganalisis tingkat turnover, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan retensi karyawan. Tingkat turnover yang tinggi dapat menjadi sinyal adanya permasalahan dalam perusahaan. Hal ini dapat membawa dampak negatif seperti:

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami tingkat turnover dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Untuk menghitung tingkat turnover karyawan, bisa menggunakan rumus seperti berikut:

Tingkat Turnover = (Jumlah Karyawan yang Keluar / Rata-rata Jumlah Karyawan) x 100%

Tingkat Turnover = (20 / 100) x 100% = 20%

Ikuti pelatihan: mengelola piutang penjualan Bisnis bagi Manager penjualan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Turnover

Memahami faktor-faktor yang memengaruhi tingkat turnover penting bagi perusahaan untuk dapat merumuskan strategi yang tepat dalam menjaga stabilitas dan meningkatkan kinerja organisasi. Berikut beberapa faktor utama yang perlu dipertimbangkan:

Tingkat turnover karyawan merupakan metrik penting yang harus dipantau oleh semua perusahaan. Dengan memahami tingkat turnover dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan stabilitas tenaga kerja dan meningkatkan kinerja organisasi.

Perhitungan Tingkat Turnover Tahunan

Hitungan sederhana dari tingkat turnoverkaryawan adalah menghitung jumlah karyawan keluar dibagi dengan perbandingan jumlah karyawan pada akhir tahun sebelumnya dengan jumlah karyawan pada tahun perhitungan saat ini.

Misalnya Anda ingin menghitung turnover karyawan pada tahun 2019. Perusahaan Anda memiliki karyawan keluar 10 orang selama tahun 2019.

Jumlah karyawan Anda pada akhir tahun 2019 adalah 100 dan pada awal tahun 2020 sebanyak 100 orang. jadi: (10/(100+100);2 x 100) berarti tingkat turnover karyawan Anda pada tahun 2019 adalah 10%.

Turnover pada sebuah perusahaan merupakan proses keluar masuknya karyawan dalam jangka waktu tertentu. Turnover adalah salah satu hal yang sangat lumrah terjadi di suatu perusahaan.

Melansir Indeed.com, ada beberapa faktor yang menyebabkan turnover rate tinggi, seperti upah yang tidak sesuai, budaya kerja dan beban kerja berlebih sehingga mengakibatkan burnout serta tidak adanya kesempatan untuk pengembangan karier.

Lalu apa saja pekerjaan yang memiliki tingkat turnover tinggi? Cek selengkapnya!

Pasti kamu sudah sering mendengar apa saja jobdesc dan tanggung jawab seorang SP (Sales Promotion). Yap, performa kinerja seorang sales seringkali underpressure dan menghadapi banyak tantangan karena fokus pada pencapain target penjualan, meskipun hal ini sudah menjadi jalannya untuk mendapatkan kompensasi/upah.

Tak heran, sales jadi salah satu pekerjaan dengan tingkat tunrover yang tinggi. Menurut data yang dihimpun oleh SyncHR.com, rata-rata pekerjaan sales hanya bertahan kurang dari 2 tahun.

Dilansir dari DailyPay.com, ada 5 alasan mengapa tingginya tingkat turnover yang terjadi di industri ritel. Diantaranya, fleksibilitas jam kerja, kurangnya kesempatan dalam pengembangan karier, kondisi kesehatan dan kesejahteraan karyawan, kompensasi/benefit yang didapat serta kurangnya 'meaningful work'.

Belum lagi, ritel di Indonesia yang umumnya memberlakukan kebijakan di mana karyawan toko harus bertanggung jawab atas kerugian dan barang hilang di toko. Meski hal ini merupakan konsekuensi dan sudah tertulis dalam kontrak kerja, tetap saja beban yang cukup memberatkan ini membuat tidak sedikit pekerja ritel yang akhirnya memutuskan untuk resign.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Baca Juga: 5 Tips Mengelola Stres Akibat Pekerjaan, Coba Rehat Sejenak

Seperti yang sering kamu jumpai ketika berkunjung ke restoran atau hotel, waiter atau pelayan di sana yang sibuk berlalu-lalang membawa makanan dan seringkali mengharuskan mereka berdiri dengan jangka waktu yang lama. Tuntutan kerja yang mengandalkan fisik ini mengakibatkan kelelahan, sehingga tingkat kepuasan mereka dalam bekerja pun kurang.

Selain itu, upah yang rendah juga jadi penyebab ketidakpuasan sehingga banyak waiter mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan lain yang dapat membawa benefit lebih.

Sebagian besar perusahaan menempatkan posisi customer service (CS) sebagai level pemula (entry-level) sebelum nantinya mereka dipromosikan jabatan yang lebih tinggi, menjadi supervisor atau manajer.

Di samping itu, CS juga jadi salah satu yang banyak dibutuhkan di perusahaan-perusahaan. Oleh karenanya, hal ini menjadi alasan bagi mereka untuk beralih ke perusahaan lain. Sebagaimana yang disebut pada laman SyncHR.com, ini lah yang menyebabkan tingkat turnover di bidang CS mencapai 45%.

Bangun Perencanaan Karier Individu yang Baik

Idealnya, perusahaan harus memiliki perencanaan karier individu untuk melihat bagaimana karier mereka dapat berkembang selama bekerja di tempat Anda.

Perencanaan karier individu dapat membantu karyawan untuk mengidentifkasi kekuatan, kelemahan, serta potensi yang ada di dalam diri mereka. Selain itu, perencanaan juga dapat melihat apa saja skill yang mereka butuhkan atau harus perbaiki agar mereka bisa naik level.

Hal ini tidak akan efektif jika dilakukan secara manual karena ada beberapa metriks yang harus disimpan dengan rapi untuk menjadi acuan.

Membantu hal ini, Mekari Talenta memiliki fitur Individual Plan yang dapat mengurangi waktu HR dalam menyusun perencanaan individu karyawan.

Berkat adanya data perkembangan karyawan yang terintegrasi dalam sistem, HR hanya butuh waktu yang singkat untuk melakukan personalisasi kompetensi karyawan.

Jadi, masing-masing karyawan punya goals yang berbeda satu sama lain untuk masing-masing mereka capai dalam kurun waktu tertentu. Ini adalah bentuk partisipasi perusahaan dalam mengakomodir kebutuhan karyawan untuk berkembang, sehingga tingkat turnover dapat diminimalisir.

Human Resources (HR)

Seperti yang lainnya, HR juga merupakan pekerjaan dengan tingkat turnover yang cukup tinggi. Menurut SyncHR.com, beban kerja yang berat dan burnout menjadi pemicu terjadinya turnover di kalangan staf HR. Survei yang dilakukan terhadap 726 HR oleh Shrm.org, menyebutkan sebanyak 42% HR kewalahan menghadapi banyak project dan tanggung jawabnya.

Mengingat banyaknya tuntutan tugas yang beragam, mulai dari perekrutan dan pengembangan karyawan hingga penyelesaian konflik. Tingkat stres karyawan HR pun tergolong tinggi karena hal ini menyangkut salah satu tugasnya yang sering berhadapan dengan situasi sensitif, seperti konflik antar karyawan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca Juga: 5 Lowongan Pekerjaan Fresh Graduate di Paragon, buat Semua Jurusan!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Employee turnover atau perputaran karyawan menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Seberapa lamanya seorang karyawan bertahan di sebuah perusahaan bisa juga menjadi indikator baik dan tidaknya lingkungan kerja perusahaan.

Mungkin jika hanya ada satu orang karyawan saja yang resign dalam waktu singkat atau di bawah satu tahun saja belum menjadi masalah yang serius. Namun, jika satu per satu karyawan mengundurkan diri dan terjadi secara terus-menerus, tentu ini menjadi sebuah masalah yang serius. Employee turnover yang tinggi bisa menjadi indikator ada bagian dari perusahaan yang tidak sehat. Jika masalah employee turnover ini sudah berada di level serius, tentu perusahaan harus menyikapinya dengan serius dan mengambil tindakan yang dapat mencegah dan mengatasi permasalahan employee turnover yang tinggi.

Apa itu Employee Turnover?

Employee turnover merujuk pada jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan pada periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Yang termasuk dalam perhitungan yaitu mereka yang mengundurkan diri atau resign, yang diberhentikan secara sepihak oleh perusahaan atau kena lay off, terminasi, pensiun, transfer lokasi, atau bahkan juga kematian. Turnover berbeda dengan atrisi. Ketika menghitung atrisi, pengurangan SDM dan terminasi tidak dihitung. Perusahaan sering menghitung laju employee turnover mereka sebagai sarana untuk memprediksi dampaknya pada produktivitas, layanan konsumen, atau bahkan semangat kerja karyawan.

Turnover Tidak Sukarela (Involuntary Turnover)

Ini terjadi ketika perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan karyawan, biasanya karena alasan kinerja yang buruk, pelanggaran aturan, atau pengurangan jumlah karyawan (PHK).

Fakta Tingkat Turnover yang Tinggi

Tingkat turnover berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai obyektif bisnis dan merupakan kunci yang perlu diperhatikan para eksekutif. Alasan orang-orang berhenti bekerja bervariasi dan perusahaan tidak selalu bisa menghentikannya.

Salah satu pengendali atrisi adalah demografi: pengunduran diri generasi baby boomer meningkat drastis beberapa tahun belakangan. Sedangkan milenial juga tidak menetap pada pekerjaan mereka untuk waktu yang lama, jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Di antara para karyawan, mereka yang berusia 60-64 tahun sudah bekerja paling tidak 10 tahun di pekerjaan terakhir mereka.

Kemudian ada isu pasokan dan tuntutan. Untuk peran tertentu dan di area tertentu, jumlah karyawan dengan skill yang tepat tidak cukup untuk memenuhi lowongan yang dibuka. Misalnya saja sering kita melihat selama bertahun-tahun terjadi kekurangan tenaga medis profesional, ilmuwan dan matematikawan, ahli perdagangan, insinyur, dan ahli IT. Tentu banyak kekurangan ini akan terus berlanjut bahkan dengan laju pengangguran yang lebih tinggi dari laju normal.

Pada akhirnya, karyawan menginginkan hal lebih dari perusahaan tempat mereka bekerja ― tidak hanya uang. Bahkan generasi baby boomer mencari lebih dari gaji yang stabil dan menyatakan bahwa bekerja untuk perusahaan dengan misi yang bertujuan jelas adalah prioritas utama. Survei LinkedIn’s Talent Trends 2020 menunjukkan bahwa seseorang ingin bekerja untuk perusahaan dan dengan rekan yang menginspirasinya.

Masalah yang Akan Terjadi Jika Turnover Karyawan Tinggi

Umumnya, laju employee turnover yang tinggi merupakan sinyal pertanda adanya masalah ― bisa jadi permasalahan perusahaan dalam proses rekrutmen, budaya perusahaan, struktur keuntungan dan kompensasi, manajer individual, pola training dan progres karir, dan lain sebagainya.

Laju employee turnover harus dilihat lagi konteksnya, kemudian juga industrinya; misalnya perhotelan dan ritel biasanya mempunyai perputaran karyawan yang lebih tinggi daripada rata-rata. Sebuah perusahaan seharusnya menjadikan laju turnover sebagai tolok ukur lintas bisnis serupa di industri tertentu untuk memahami seberapa baik mereka mempertahankan karyawannya.

Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan

Menghitung tingkat turnover karyawan atau labor turnover rate dapat dianalisis dengan menggunakan dua metode; perhitungan satu tahun dan perhitungan masa kerja di bawah satu tahun. Mana yang lebih efektif? Keduanya efektif sesuai dengan kebutuhan analisis.